Waspada! Ini Tiga Penyakit Infeksi yang Menghantui Kaum Urban

Category
19 January 2018

Berangkat bekerja sebelum matahari terbit, dan pulang setelah langit gelap adalah gambaran hari-hari yang dilalui oleh kaum urban. Ada jam-jam yang dihabiskan di tengah kemacetan lalu lintas dalam rutinitasnya. Tentu tidak seindah yang dibayangkan. Definisi kaum urban yang modern dan dinamis, ternyata masih perlu ditambah dengan ciri bekerja seharian penuh dan penikmat kemacetan panjang.

 

Dari rutinitas tersebut, bisa dibayangkan kondisi kesehatan tubuh kaum urban?

 

Berkegiatan di ibukota yang berpenduduk nyaris 10 juta jiwa dengan polusi udara, polusi suara, juga polusi ruangan, membuat tubuh Anda rentan penyakit. Virus, bakteri, jamur dan parasit hidup bersama kamu dan jutaan orang lainnya di kota yang sama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, jamur atau parasit menjadi penyebab penyakit menular.

 

Penyakit ini bisa menyebar secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang lainnya serta melalui benda yang disentuh oleh orang yang terinfeksi. Gejala yang disebabkan oleh masing-masing penyakit infeksi berbeda-beda. Tentunya ini bisa menjadi peringatan bagimu untuk lebih waspada terhadap beberapa penyakit infeksi seperti :

 

1. Infeksi Saluran Pernapasan

Menjadi salah satu penyakit yang kerap melanda kaum urban, infeksi saluran pernapasan (ISPA) disebabkan oleh bakteri atau virus yang terdapat dalam polusi udara di luar ruangan maupun polusi dalam ruangan. Menular melalui percikan air liur, bersin, atau batuk dari penderita langsung atau melalui benda yang terpapar virus atau bakteri.

Gejala penyakit ini berupa batuk, pilek, bersin, nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit kepala, demam, sesak napas, dan menggigil. Tingkatkan imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengenakan masker ketika berada di daerah rentan polusi, hindari kontak dengan pengidap infeksi, dan menjaga kebersihan diri serta barang-barang di sekitar.

 

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Bakteri Escherichia coli atau E. coli yang ada di saluran pembuangan kita merupakan penyebab utama infeksi ini. Bakteri masuk ke saluran uretra ketika tidak bersih melakukan pembersihan setelah buang air kecil. Gejala ISK meliputi rasa ingin selalu buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, nyeri di perut bawah, warna urine yang keruh dan bau urine yang menyengat.

Lakukan pencegahan dini dengan menghindari tisu toilet untuk mengeringkan setelah buang air, selalu lakukan pembersihan hingga tuntas setelah buang air, manfaatkan toilet jongkok di toilet umum, bersihkan tepi toilet jika menggunakan toilet umum. Infeksi ringan bisa dilakukan pengobatan dengan antibiotik, segera konsultasikan ke dokter jika infeksi berkepanjangan.

 

3. Infeksi Ginjal

Merupakan komplikasi dari ISK, infeksi ginjal terjadi karena adanya perpindahan bakteri dari kandung kemih ke ginjal. Gejala umum dari infeksi ini antara lain adanya darah atau nanah dalam urine, urine berbau menyegat, sakit di sekitar perut samping atau punggung, demam, mual, dan diare.

 

Lakukan pencegahan dini dengan penuhi kebutuhan air untuk tubuh dan selalu jaga kebersihan setelah buang air. Infeksi ini butuh penanganan medis segera karena dapat mengakibatkan kerusakan ginjal permanen. Proses pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik dan obat pereda nyeri. Setelahnya proses pemulihan bisa dilakukan dengan konsumsi banyak cairan untuk membuang bakteri dari ginjal dan menghindari dehidrasi.

 

Besarnya ancaman bahaya dari ketiga penyakit infeksi tersebut, saatnya kamu menjaga kesehatan dan kebersihan agar terhindar dari penyakit menular. Perkuat daya tahan tubuh dengan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Jika perlu, tambahkan asupan nutrisi dengan suplemen Albusmin, yang bisa memberi suplai albumin ke dalam tubuh. Albumin berperan dalam transportasi nutrisi yang kamu konsumsi ke bagian-bagian tubuh yang memerlukan.

 

Namun jika sakit berlanjut, segera hubungi dokter untuk saran pengobatan, ya.

 

Ingin dapat informasi soal Albusmin? Jangan lupa follow TwitterInstagram dan Facebook-nya ya.