Tips Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah

Category
9 January 2019

Anak usia sekolah umumnya banyak beraktivitas di luar rumah. Anak usia praremaja (di atas 12 tahun) sudah terbiasa jajan dan mudah terpengaruh kawan atau lingkungan sekitarnya. Misalnya, anak lebih memilih untuk mengonsumsi makanan yang ia sukai saja tanpa memikirkan kandungan gizinya. Selain itu, karena padatnya kegiatan di sekolah, terkadang pola makan anak menjadi tidak teratur. Bila dibiarkan, kebiasaan ini tentu dapat berakibat buruk pada berat badan serta kesehatannya.

 

Agar kebutuhan nutrisi anak senantiasa terpenuhi, biasakan anak melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut:

 

1. Sarapan

Sarapan atau makan pagi merupakan rutinitas yang penting untuk menunjang aktivitas anak sehari-hari. Dalam buku Pedoman Gizi Seimbang yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI disebutkan bahwa sarapan adalah sumber energi penting bagi tubuh maupun otak anak yang akan melakukan beragam aktivitas di sekolah, mulai dari belajar, bermain, olahraga, dan lain-lain. Anak yang terbiasa sarapan tidak akan merasa pusing, lesu ataupun sakit perut selama di sekolah. Dengan begitu, ia dapat berkonsentrasi terhadap pelajaran dengan lebih baik.

 

Menu sarapan yang dianjurkan: karbohidrat (roti, nasi, mie) dan protein (telur, tempe, olahan daging atau ikan).

 

Waktu sarapan bagi anak: Menurut Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia, Prof. DR. Ir. Hardinsyah, M.S., idealnya sarapan sehat dilakukan sebelum jam 9 pagi untuk mencegah lapar dan pemenuhan gizi seimbang.

 

2. Membawa bekal

Membiasakan anak membawa bekal makanan dan minuman dari rumah dapat berdampak positif bagi kesehatan anak secara keseluruhan. Saat menyiapkan bekal bergizi bagi anak, pastikan dilengkapi dengan kandungan protein hewani. Dr. dr. Damayanti Sjarif SpA(K) dari FKUI menjelaskan bahwa anak membutuhkan asupan zat asam amino esensial yang terdapat dalam protein. Selain sebagai kandungan utama penyusun sel dalam tubuh, protein juga bermanfaat sebagai sumber energi. Menurut dokter Damayanti, asam amino esensial terlengkap hanya terdapat pada protein hewani. Salah satu sumber protein hewani adalah ikan. Contoh menu bekal kaya protein bagi anak: roti lapis isi tumis ikan cincang, spaghetti aglio olio campur ikan cincang, kentang tumbuh campur brokoli dan filet ikan panggang, onigiri, dan lain-lain.

 

3. Makan ikan

Ikan merupakan sumber protein hewani yang penting bagi anak, antara lain untuk membantu pertumbuhan otak dan tulang, meningkatkan fokus, menjaga daya tahan tubuh, serta menajamkan penglihatan mata. Pada ikan terdapat kandungan nutrisi asam lemak omega 3, serta berbagai mikronutrien seperti zat besi, kalsium, vitamin D, dan fosfor. Kandungan protein pada ikan juga lebih mudah dicerna oleh tubuh sehingga baik bagi anak. Sementara, pada sumber protein hewani lain seperti daging sapi, kandungan lemaknya lebih tinggi daripada ikan, dan umumnya merupakan jenis lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol.

 

Salah satu jenis ikan yang perlu dikonsumsi oleh anak adalah ikan gabus karena ternyata kadar proteinnya lebih tinggi daripada sumber protein hewani lain seperti telur, daging sapi, atau ayam. Menurut Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, ikan gabus memiliki kandungan protein albumin paling tinggi bila dibandingkan dengan jenis ikan lain. Albumin merupakan salah satu jenis protein penting bagi tubuh manusia. Albumin berfungsi antara lain mengatur tekanan osmotik dalam darah, menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, membantu memperbaiki jaringan sel yang rusak, sebagai pengikat darah, serta sebagai pengangkut berbagai nutrisi dan hormon.

 

4. Bantu dengan Albusmin

Untuk membantu mencukupi kebutuhan albumin pada anak, orang tua dapat memberikan Albusmin (kepada anak usia di atas 12 tahun), yaitu ekstrak ikan gabus yang mengandung 80,55% protein dan 33,07% albumin serta asam amino yang lengkap serta mikronutrien lainnya untuk membantu memelihara kesehatan. Dalam artikel “Manfaat Ikan Gabus, Sumber Protein Tinggi Penyembuh Penyakit” yang ditulis oleh Haerudin R. Sadjudin, disebutkan bahwa kekurangan albumin berisiko menyebabkan pertumbuhan terhambat, perkembangan otak tidak maksimal, kekebalan tubuh menurun, serta anak mudah sakit.

 

Suplementasi albumin juga memiliki pengaruh positif pada anak dengan sindrom nefrotik (gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein). Sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Suplementasi Kapsul Ekstrak Ikan Gabus terhadap Kadar Albumin dan Berat Badan pada Anak dengan Sindrom Nefrotik” oleh Geniza Gilda dan Heru Muryawan menyimpulkan bahwa pemberian suplementasi kapsul ekstrak ikan gabus dengan dosis 2x150 mg selama 14 hari bermakna statistik meningkatkan kadar albumin dan menurunkan berat badan. Albusmin adalah suplemen yang aman dikonsumsi setiap hari untuk membantu menjaga kesehatan.


Albusmin, bantu penuhi kesehatanmu!